Selasa, 19 Februari 2013

Kehidupan Mars Ada di Bawah Tanah? 

Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) telah memastikan bahwa asteroid 2012 DA14 tidak akan menabrak Bumi ketika batu angkasa itu melintas pada jarak 27.650 kilometer, tepat di atas Sumatera pada Sabtu, 16 Februari 2013. Namun di masa lalu, banyak asteroid mengancam bahkan menghantam Bumi dan meninggalkan bekas berupa kawah-kawah raksasa.

Kendati asteroid sebesar 45 meter ini tak sebesar asteroid yang dianggap memusnahkan dinosaurus (yang diperkirakan lebarnya 10 kilometer), 2012DA14 masih dapat menyebabkan kerusakan serius.

“Massanya sekitar 143.000 ton,” kata astronom NASA, Don Yeomans, dalam tulisan opini di New York Times. “Kalau obyek sebesar itu menabrak Bumi, asteroid tersebut akan menimbulkan ledakan dengan energi setara ledakan 2,4 juta ton TNT, 180 kali lipat lebih besar daripada ledakan bom atom yang meratakan Hiroshima.”

Yeomans dan ilmuwan lain di NASA menyatakan bahwa asteroid seukuran 2012 DA14 kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan setara "Tunguska Event" di atas Sungai Tunguska di Siberia pada 1908. Pada saat itu, asteroid selebar 30 meter meledak di atmosfer, namun sanggup meluluhlantakkan pepohonan seluas 2.137 kilometer persegi di wilayah itu. Jika asteroid 2012 DA14 bakal menghantam Bumi, kata ilmuwan NASA, kemungkinan efeknya sama seperti batu angkasa di Tunguska.

“Dampak asteroid tidak akan menimbulkan bencana global, melainkan bencana regional saja,” kata Yeomans.

Peristiwa Tunguska terjadi ketika sebuah asteroid jatuh menembus atmosfer Bumi, memanaskan batu itu dan menyebabkannya meledak. Ledakan besar itu menciptakan hembusan angin dan gas panas yang menghancurkan semua material organik daratan di bawahnya.

Ledakan batu angkasa di udara bukan sesuatu yang langka. Pada akhir 2009, sebuah asteroid melepas energi setara 50 ribu kilogram TNT ketika batu angkasa itu meledak di atas Sulawesi. Menurut laporan NASA, batu angkasa itu diperkirakan berdiameter 5 hingga 10 meter.

Kendati Bumi akan terus-menerus dihujani oleh asteroid sepanjang umurnya, kita kemungkinan tak akan melihat tabrakan asteroid yang menghancurkan peradaban dalam waktu dekat ini. Peneliti NASA telah memetakan lintasan 90 persen obyek dekat Bumi yang berisiko menabrak planet ini. Sejauh ini, mereka tak menemukan ada jalur asteroid yang bakal menabrak Bumi.

Apa Jadinya Jika Asteroid 2012 DA14 Menabrak Bumi? 

Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) telah memastikan bahwa asteroid 2012 DA14 tidak akan menabrak Bumi ketika batu angkasa itu melintas pada jarak 27.650 kilometer, tepat di atas Sumatera pada Sabtu, 16 Februari 2013. Namun di masa lalu, banyak asteroid mengancam bahkan menghantam Bumi dan meninggalkan bekas berupa kawah-kawah raksasa.

Kendati asteroid sebesar 45 meter ini tak sebesar asteroid yang dianggap memusnahkan dinosaurus (yang diperkirakan lebarnya 10 kilometer), 2012DA14 masih dapat menyebabkan kerusakan serius.

“Massanya sekitar 143.000 ton,” kata astronom NASA, Don Yeomans, dalam tulisan opini di New York Times. “Kalau obyek sebesar itu menabrak Bumi, asteroid tersebut akan menimbulkan ledakan dengan energi setara ledakan 2,4 juta ton TNT, 180 kali lipat lebih besar daripada ledakan bom atom yang meratakan Hiroshima.”

Yeomans dan ilmuwan lain di NASA menyatakan bahwa asteroid seukuran 2012 DA14 kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan setara "Tunguska Event" di atas Sungai Tunguska di Siberia pada 1908. Pada saat itu, asteroid selebar 30 meter meledak di atmosfer, namun sanggup meluluhlantakkan pepohonan seluas 2.137 kilometer persegi di wilayah itu. Jika asteroid 2012 DA14 bakal menghantam Bumi, kata ilmuwan NASA, kemungkinan efeknya sama seperti batu angkasa di Tunguska.

“Dampak asteroid tidak akan menimbulkan bencana global, melainkan bencana regional saja,” kata Yeomans.

Peristiwa Tunguska terjadi ketika sebuah asteroid jatuh menembus atmosfer Bumi, memanaskan batu itu dan menyebabkannya meledak. Ledakan besar itu menciptakan hembusan angin dan gas panas yang menghancurkan semua material organik daratan di bawahnya.

Ledakan batu angkasa di udara bukan sesuatu yang langka. Pada akhir 2009, sebuah asteroid melepas energi setara 50 ribu kilogram TNT ketika batu angkasa itu meledak di atas Sulawesi. Menurut laporan NASA, batu angkasa itu diperkirakan berdiameter 5 hingga 10 meter.

Kendati Bumi akan terus-menerus dihujani oleh asteroid sepanjang umurnya, kita kemungkinan tak akan melihat tabrakan asteroid yang menghancurkan peradaban dalam waktu dekat ini. Peneliti NASA telah memetakan lintasan 90 persen obyek dekat Bumi yang berisiko menabrak planet ini. Sejauh ini, mereka tak menemukan ada jalur asteroid yang bakal menabrak Bumi.